Dinsdag 07 Mei 2013

KISAH INSPIRATIF SALMAN AL-FARISI

Salman Al-Farisi merupakan prajurit yang handal dalam melawan musuh-musuh Islam, dia merupakan penemu strategi jitu di saat peperangan Khandaq. Salman Al-Farisi lahir di Persia.

Nama Salman di kenal oleh umat Islam tatkala terjadinya perang Khandaq di tahun ke 5 setelah Hijrahnya Rasulullah beserta umat Islam lainnya ke Madinah. Perang Khandaq adalah perang umat Islam melawan pasukan sekutu yang terdiri dari Bangsa Quraisy, Yahudi, dan Gatafan. Perang Khandaq disebut juga Perang Ahzab, yang artinya Perang Gabungan. Muaranya adalah ketidakpuasan beberapa orang Yahudi dari Bani Nadir dan Bani Wa’il, akan keputusan Rasulullah yang menempatkan mereka di luar Madinah. Dari Bani Nadir adalah Abdullah bin Sallam bin Abi Huqaiq; Huyayy bin Akhtab; dan Kinanah ar-Rabi bin Abi Huqaiq. Sedangkan dari Bani Wa’il adalah Humazah bin Qais dan Abu Ammar.

Kekuatan pasukan kafir Quraisy pada saat itu berjumlah dua pulu emapt ribu pasukan yang di pimpin langsung oleh Abu Sufyan dan Uyainah bin Ishaq bergerak benuju Madinah. Mereka bertekad untuk mengepung dan menghantam kota itu dengan serangan mematikan, agar lepas dari Rasulullah dan Agamanya.

Umat Islam dan Rasulullah panik mendengar penyerbuan yang akan di lakukan oleh orang-orang kafir tersebut, kaum muslimin kemudian menyadari bahwa mereka dalam keadaan bahaya. Maka Rasulullah dengan cepat mengumpulkan para sahabatnya untuk memusyawarahkan kejadian tersebut. Dalam kesimpulannya umat Islam menyepakati untuk berperang dan bertahan di kota Madinah. Tetapi bagaimana caranya untuk bertahan?

Saat itu tampil seorang laki-laki yang berperawakan tinggi dengan rambut lebat. Dia diketahui seorang yang sangat dicintai dan dihormati oleh Rasulullah, dialah Salman Al-Farisi.

Salman sudah mengenal situasi, kondisi, serta letak geografis kota Madinah. Dia pernah memandang kota Madinah dari puncak bukit yang tinggi. Dari sanalah dia tahu bahwa kota Madinah di kelilingi oleh bukit-bukit dan ada celah yang cukup lebar dan memanjang.

Di negara asalnya Persia, Salman cukup banyak memahami berbagai taktik dan strategi, taktik, siasat dan tipuan-tipuan dalam peperangan. Dengan bekal itulah Salman menghadap Rasulullah untuk menghaturkan strategi yang jitu bagi kaum muslim dalam melawan pasukan kafir. Gagasan tersebut adalah menggali sebuah parit yang menutup seluruh bagian-bagian yang terbuka di sekeliling kota Madinah. Akhirnya gagasan itu diterima oleh Rasulullah beserta kaum muslimin.

Kemudian, Rasulullah beserta kaum muslimin keluar dari kota Madinah dan berkemah di salah satu tempat di bukit gunung Sala’ sehingga membelakangi kota Madinah, kemudian mereka mulai melakukan penggalian parit untuk memisahkan antara mereka dan musuh. Saat itu umat Islam berjumlah 3 ribu orang. Nabi mulai membuat peta penggalian; dimulai dari Ajam Syaikhain (benteng yang dekat dengan kota Madinah yang diberi nama Syaikhain) yang terletak di ujung Bani Haritsah; dan memanjang hingga mencapai garis di Al-Madzadz ,dan kemudian lebarnya 40 hasta pada setiap 10 lubang.

Selama membangun parit dalam waktu 6 hari, pertahanan kota di bagian lain diperkuat. Wanita dan anak-anak dipindahkan ke rumah yang kokoh dan dijaga ketat. Bongkahan batu-batu diletakkan di samping parit untuk melempari pasukan lawan. Sementara sisi kota yang tidak dibuat parit, diserahkan pengamanannya pada Bani Quraizah.

Penerapan strategi ini sangat tepat sebab pasukan lawan tidak mengetahui pertahanan menggunakan parit. Sebelumnya, mereka biasa berperang dengan teknik maju-mundur; menyerang, dan lari. Terbukti strategi ini cukup bisa membendung para sekutu. Selama satu bulan penuh, tidak ada kontak langsung antara kedua pihak kecuali saling lempar panah.

Akan tetapi, di waktu penggalian parit berlangsung, tiba-tiba palu terhalang oleh sebongkah batu besar yang sangat sulit untuk gali. Walaupun Salman sangat kekar dia tetap tidak mampu menghancurkan batu tersebut. Kejadian tersebut dilaporkan kepada Rasulullah.

Tatkala mendengar cerita dari Salman, Rasulullah menghampiri batu tersebut dengan memegang palu, Nabi pun menghancurkan batu itu dengan tangannya sendiri. Maka batu tersebut berkeping-keping hancur. Kemudian para sahabat kembali menggali yang telah di tentukan oleh Rasulullah.

Salman merupakan sahabat yang pertama kali menemukan strategi perang dengan menggunakan parit, dalam dunia peperangan bangsa Arab belum pernah terjadi sebelumnya dengan metode atau strategi menggunakan parit, melainkan strategi bangsa Arab sebelumnya menggunakan strategi maju mundur.

Islamnya Salman Al-Farisi merupakan hasil dari pencarian dari sebuah kebenaran yang diyakininya, sehingga dia menemukan suatu agama. Yaitu agama Islam. Sebuah perjalanan yang sampai kepada Allah serta melakukan hukum-Nya dalam kehidupannya.

Pengembaraan Salman Al-Farisi merupakan sebuah pencarian akan kebenaran yang hampir tidak semua orang lain melakukannya. Suatu kesetiaan tanpa batas terhadap fitrah insaniah yang suci. Itu semua yang mendorong Salman Al-Farisi untuk meninggalkan kedua orang tuanya yang kaya raya, menuju masa depan yang belum menentu.

Namun, mata hatinya yang tajam sangat kritis terhadap manusia, agama, paham, dan kehidupan. Selalu kokoh dalam ketetapannya mengambil kebenaran hakiki dengan pengorbanan hingga Salman Al-Farisi di jual sebagai budak. Pengorbanannya kemudian diganjar oleh yang Maha Kuasa, yaitu dipertemukannya dengan rasul pilihan-Nya. Salman Al-Farisi juga di anugerahkan usia panjang hingga dia bisa menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bendera Allah berkibar megah di setiap tempat di seluruh penjuru dunia yang penuh hidayah, kemakmuran, dan keadilan.

Keislaman manusia seperti Salman Al-Farisi merupakan kebanggaan tersendiri bagi kaum muslimin. Keislaman Salman Al-Farisi adalah keislaman secara kaffah. Dia tidak peduli terhadap kenikmatan duniawi dan selalu menjauhkan diri dari hal-hal yang menyebabkan keimanannya luntur. Salma adalah pribadi yang paling mirip dengan Khalifah Umar bin Khathab.

Demikianlah kisah sahabat Rasulullah, Salman Al-Farisi dalam pencarian jati dirinya dan kebenaran yang hakiki, serta strategi perang dengan menggunakan farit. Kisah sahabat Salman Al-Farisi bisa di jadikan ibrah ke semua umat Islam bagaimana dia mencari sebuah kebenaran yang bermuara kepada Agama Islam dan menjalaninya dengan penuh tanggung jawab dalam kehidupannya sehari-hari.

MENGENAL “PARA ILMUWAN DAN PENEMU MUSLIM SEPANJANG MASA”.

Kita kemungkinan sedikit sekali yang tahu bahwa sumbangan modernisasi dunia dan barat yang berawal pada masa renaisans serta revolusi industri di Eropa dikarenakan sumbangan peradaban dari kaum muslimin. Bukan berarti untuk berbangga atau bernostalgia terhadap kejayaan kaum muslimin pada masa keemasan perkembangan ilmu dan budaya. Hal ini tidak lepas dari penggalian ilmu yang bersumber dari penjiwaan terhadap Al Qur’an yang dilakukan oleh para pendahulu umat muslim ketika itu.
Berbeda dengan sekarang dimana umat Islam dianggap sebagai penyumbang kemunduran peradaban dunia, identik dengan kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan sumber daya manusia.
Walau demikian ada baiknya sebagai awal pengenalan tokoh ilmuwan muslim yang memberikan sumbangan terhadap peradaban dunia seperti dipaparkan berikut di bawah. Harapannya agar termotivasi untuk merubah diri dan bersegera untuk bangkit dari tidur dan mimpi serta mengubah kesalah pahaman terhadap penyumbang peradaban dunia selama ini.
1. Salman Al Farisi;
pembuat strategi perang kanal, meriam pelontar/tank.
2. Miqdad bin Amru;
pelopor pembuat pasukan kalveleri/berkuda modern pertama.
3. Al Nadim (wafat thn 990, abad ke 10);
pelopor pembuat katalog/ensiklopedi kebudayaan pertama.
4. Ma’mun Ar Rasyid (thn 815, abad 9);
pelopor pendiri perpustakaan umum pertama di dunia yang dikenal dengan Darul Hikmah di Baghdad.
5. Nizam Al Mulk (thn 1067);
pelopor pendiri universitas modern pertama di dunia yang dikenal dengan Nizamiyyah (ditiru sistemnya oleh Oxford Univ. Inggris).
6. Al Ghazali (wafat thn 1111);
pelopor pembuat klasifikasi fungsi sosial pengetahuan yang dalam perkembangannya mengarah timbulnya berbagai jenis referensi dan karya bibliografi, ahli ilmu kalam, ahli tasawuf.
7. Al Khindi (wafat thn 866);
Ahli/ilmuwan ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno.
8. Al Farabi (wafat thn 950);
Ahli musik dan filsafat Yunani, (salah satu karya besarnya dijiplak bebas oleh Thomas Aquinas).
9. Ibnu Sina (wafat thn 1037)
Dikenal oleh barat dengan nama Aveciena; ilmuwan ensiklopedi, dokter, psikolog, penulis kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran barat), menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC, Diabetes dan penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.
10. Ibnu Rusydi (wafat thn 1198)
Dikenal oleh barat dengan nama Averusy; ahli fisika, ahli bahasa, ahli filsafat Yunani kuno.
11. Fakhruddin Razi (wafat thn 1290);
Ahli matematika, ahli fisika, tabib/dokter, filosof, penulis ensiklopedia ilmu pengetahuan modern.
12. Ibnu Khaldun (wafat thn 1406);
Sejarahwan, pendidik ulung, pendiri filsafat sejarah dan sosiologi.
13. Ibnu Thufail (wafat thn 1185);
Dokter, filosof, penulis novel filsafat paling awal Risalah Hayy Ibn Yaqzan kemudian dijiplak habis-habisan oleh Defoe dengan judul barunya Robinson Crusoe
14. Ibnu Al Muqaffa (wafat thn 757);
Pengarang kitab Al Hayawan atau kitab tentang Binatang/ Ensiklopedia tentang Hewan.
15. Ikhwan Ash Shafa (983);
Pembuat serial pertama dan ensiklopedi pertama (bukanlah Marshall Cavendish seperti yang diakui sekarang).
16. Al Khwarizmi (w.thn 850);
Penemukan logaritma (berasal dari nama Al Khwarizmi) dan aljabar (Al Jabr), ilmu bumi dengan menyatakan bumi itu bulat sebelum Galileo dengan bukunya Kitab Surah al Ardh.
17. Abu Wafa’ (w.thn 997);
Mengembangan ilmu Trigonometri dan Geometri bola serta penemu table Sinus dan Tangen, juga penemu variasi dalam gerakan bulan.
18. Umar Khayyam (w.thn 1123);
Memecahkan persamaan pangkat tiga dan empat melalui kerucut-kerucut yang merupakan ilmu aljabar tertinggi dalam matematika modern, penyair.
19. Al Battani (w.thn 929);
Ahli astronom terbesar Islam, mengetahui jarak bumi – matahari, alat ukur gata gravitasi, alat ukur garis lintang dan busur bumi pada globe dengan ketelitian sampai 3 desimal, menerangkan bahwa bumi berputar pada porosnya, mengukur keliling bumi. ( jauh sebelum Galileo), table astronomi, orbit planet-planet.
20. Ibnu Al Haytsam (w.thn 1039);
Pelopor di bidang optik dengan kamus optiknya (Kitab Al Manazhir) jauh sebelum Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Keppler, dan Newton, penemu hukum pemantulan dan pembiasan cahaya (jauh sebelum Snellius), penemu alat ukur ketinggian bintang kutub, menerangkan pertambahan ukuran bintang-bintang dekat zenit.
21. Al Tusi (w.thn 1274);
Astronom kawakan dari Damaskus yang melakukan penelitian tentang gerakan planet-planet, membuat model planet (planetarium) jauh sebelum Copernicus.
22. Tsabit bin Qurrah (w.thn 901);
Penemu teori tentang getaran/trepidasi.
23. Jabir Ibnu Hayyan (w.thn 813);
Ahli kimia dengan berbagai eksperimennya, penemu sejumlah perlengkapan alat laboraturium modern, system penyulingan air, identifikasi alkali, asam, garam, mengolah asam sulfur, soda api, asam nitrihidrokhlorik pelarut logam dan air raksa (jauh sebelum Mary Mercurie), pembuat campuran komplek untuk cat.
24. Abu Bakar Ar Razi (w.thn 935);
Membagi zat kimia ke dalam kategori mineral, nabati dan hewani (klasifikasi zat kimia) jauh sebelum Dalton, pembagian fungsi tubuh manusia berdasarkan reaksi kimia komplek.
25. Al Majriti (w.thn 1007);
Membuktikan hukum ketetapan massa (900 tahun sebelum Lavoisier)
26. Al Jahiz (w.thn 869);
Penulis penelitian tentang ilmu hewan (zoology) pertama kali.
27. Kamaluddin Ad Damiri (w.thn1450);
Mengembangkan system taksonomi/ klasifikasi khusus ilmu hewan dan buku tentang kehidupan hewan.
28. Abu Bakar Al Baytar (w.thn 1340);
Pengarang buku tentang kedokteran hewan yang pertama.
29. Al Khazini (1121);
Ahli kontruksi, pengarang buku tentang teknik pengukuran (geodesi) dan kontruksi keseimbangan, kaidah mekanis, hidrostatika, fisika, teori zat padat, sifat-sifat pengungkit/tuas, teori gaya gravitasi (jauh 900 thn dari Newton)
30. Al Farghani (w.thn 870);
Pengarang buku tentang pergerakkan benda-benda langit dan ilmu astronomi dan dipakai oleh Dante jauh kemudian.
31. Al Razi (abad ke8);
Pengarang kitab Sirr Al Asrar (rahasianya rahasia) tentang penyulingan minyak mentah, pembuatan ekstrak parfum/minyak wangi (sekarang Perancis yang terkenal), ekstrak tanaman untuk keperluan obat, pembuatan sabun, kaca warna-warni, keramik, tinta, bahan celup kain, ekstrak minyak dan lemak, zat warna, bahan-bahan dari kulit, Mengembangkan penelitian tentang penyakit wanita dan kebidanan, penyakit keturunan, penyakit mata, penyakit campak dan cacar.
32. Banu Musa bersaudara (abad ke 9);
Pengarang buku Al Hiyal (buku alat-alat pintar) yang berisikan 100 macam mesin seperti pengisi tangki air otomatis, kincir air dan system kanal bawah tanah (sekarang yang terkenal Belanda), teknik pengolahan logam, tambang, lampu tambang, teknik survei dan pembuatan tambang bawah tanah.
33. Al Farazi (w. thn 790);
Perintis alat astrolab planisferis yaitu mesin hitung analog pertama, sebagai alat Bantu astronomi menghitung waktu terbit dan tenggelam serta titik kulminasi matahari dan bintang serta benda langit lainnya pada waktu tertentu.
34. Taqiuddin (1565);
Merintis jam mekanis pertama dan alarmnya yang digerakkan dengan pegas.
35. Ibnu Nafis (w.thn 1288);
Menulis dan menggambarkan tentang sirkulasi peredaran darah dalam tubuh manusia (Harvey 1628 dianggap pertama yang menemukannya).
36. Az Zahra (w.thn 939);
Pembuat alat bedah/pembedahan , teknik dan jenis pengoperasian, pengembangan ilmu kedokteran gigi dan operasi gigi serta peralatan bedah gigi.
37. Al Ibadi (w. thn 873);
Pengarang buku tentang anatomi mata, otak dan syaraf optik, permasalahan pada mata.
38. Ibnu Fadlan (abad 10);
Membuat daftar koordinat daerah Volga-Caspian (daerah Rusia) dan sosiologi daerah tersebut.
39. Ibnu Batutah (w. 1369);
Membuat daftar koordinat dan sosiologi wilayah China, Srilangka, India, Byzantium, Rusia Selatan.
40. Ibnu Majid (abad 15);
Pemandu Vasco de Gamma dan menerbitkan buku panduan navigasi bagi pilot dan pelaut.
41. Ibnu Khuradadhbih (abad 9);
Karya geografi tentang kerajaan-kerajaan dan rute perjalanannya dari negeri-negeri China, Korea dan Jepang.
42. Al Mas’udi ( );
Menerbitkan ensiklopedi geografi yang membahas gempa bumi, formasi geologis, sifat dasar laut mati, evolusi geologi (jauh sebelum Maghelan dan Weber).
43. Al Idris (1154);
Ahli peta bumi, membuat peta bumi dan globe dengan dilengkapi penjelasan penggunaan kompas.
44. Yaqut Hawami (w. thn 1229);
Membuat kamus geografi pertama berdasarkan abjad berisikan nama kota dan tempat yang dikenal dan berisi informasi akurat mengenai ukuran bumi, zona iklim dan sifatnya, geografi matematika dan politik.
45. Ibnu Abdus Salam (abad 13);
Merumuskan pertama kali tentang hak-hak perlindungan binatang atau konservasi hewani.
46. Safiuddin (w. thn 1294);
Memperkenalkan teori musik.
47. Al Mawsili (w.thn 850);
Ahli musik klasik dan oleh muridnya musisi ulung Ziryab memperkenalkan ke Spanyol thn 822, pengembangan notasi mensural, konsep gloss atau hiasan melodi, pengembangan rumpun alat musik gesek, kecapi, kelompok gitar, busur gesek pada alat musik gesek, musik keroncong dan morisko.
48. DR.Abdussalam (abad 20);
Pengembang teori big bang dan big chrung (teori tentang awal mula dan akhir dari alam semesta).
49. DR. BJ Habiebie (abad 20);
Perancang bangun gerbong kereta api super cepat (dipakai di Jerman), penemu teori tentang keretakan logam pada pesawat terbang.

sejarah IBNU SINA

Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Sina atau Aviciena lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama Khormeisan dekat Bukhara. Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Kecerdasannya yang sangat tinggi membuatnya sangat menonjol sehingga salah seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina tidak terjun ke dalam pekerjaan apapun selain belajar dan menimba ilmu.

Dengan demikian, Ibnu Sina secara penuh memberikan perhatiannya kepada aktivitas keilmuan. Kejeniusannya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu, dan meski masih berusia muda, beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran. Beliau pun menjadi terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang memerintah antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk merawat dan mengobatinya.


Berkat itu, Ibnu Sina dapat leluasa masuk ke perpustakaan istana Samani yang besar. Ibnu Sina mengenai perpustakan itu mengatakan demikian;

“Semua buku yang aku inginkan ada di situ. Bahkan aku menemukan banyak buku yang kebanyakan orang bahkan tak pernah mengetahui namanya. Aku sendiri pun belum pernah melihatnya dan tidak akan pernah melihatnya lagi. Karena itu aku dengan giat membaca kitab-kitab itu dan semaksimal mungkin memanfaatkannya... Ketika usiaku menginjak 18 tahun, aku telah berhasil menyelesaikan semua bidang ilmu.” Ibnu Sina menguasai berbagai ilmu seperti hikmah, mantiq, dan matematika dengan berbagai cabangnya.



Kesibukannya di pentas politik di istana Mansur, raja dinasti Samani, juga kedudukannya sebagai menteri di pemerintahan Abu Tahir Syamsud Daulah Deilami dan konflik politik yang terjadi akibat perebutan kekuasaan antara kelompok bangsawan, tidak mengurangi aktivitas keilmuan Ibnu Sina. Bahkan safari panjangnya ke berbagai penjuru dan penahanannya selama beberapa bulan di penjara Tajul Muk, penguasa Hamedan, tak menghalangi beliau untuk melahirkan ratusan jilid karya ilmiah dan risalah.



Ketika berada di istana dan hidup tenang serta dapat dengan mudah memperoleh buku yang diinginkan, Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menulis kitab Qanun dalam ilmu kedokteran atau menulis ensiklopedia filsafatnya yang dibeni nama kitab Al-Syifa’. Namun ketika harus bepergian beliau menulis buku-buku kecil yang disebut dengan risalah. Saat berada di dalam penjara, Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menggubah bait-bait syair, atau menulis perenungan agamanya dengan metode yang indah.



Di antara buku-buku dan risalah yang ditulis oleh Ibnu Sina, kitab al-Syifa’ dalam filsafat dan Al-Qanun dalam ilmu kedokteran dikenal sepanjang massa. Al-Syifa’ ditulis dalam 18 jilid yang membahas ilmu filsafat, mantiq, matematika, ilmu alam dan ilahiyyat. Mantiq al-Syifa’ saat ini dikenal sebagai buku yang paling otentik dalam ilmu mantiq islami, sementara pembahasan ilmu alam dan ilahiyyat dari kitab al-Syifa’ sampai saat ini juga masih menjadi bahan telaah.



Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab Al-Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam. Kitab ini pernah menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas Eropa.



Ibnu juga memiliki peran besar dalam mengembangkan berbagai bidang keilmuan. Beliau menerjemahkan karya Aqlides dan menjalankan observatorium untuk ilmu perbintangan. Dalam masalah energi Ibnu Sina memberikan hasil penelitiannya akan masalah ruangan hampa, cahaya dan panas kepada khazanah keilmuan dunia.



Dikatakan bahwa Ibnu Sina memiliki karya tulis yang dalam bahasa latin berjudul De Conglutineation Lagibum. Dalam salah bab karya tulis ini, Ibnu Sina membahas tentang asal nama gunung-gunung. Pembahasan ini sungguh menarik. Di sana Ibnu Sina mengatakan, “Kemungkinan gunung tercipta karena dua penyebab. Pertama menggelembungnya kulit luar bumi dan ini terjadi lantaran goncangan hebat gempa. Kedua karena proses air yang mencari jalan untuk mengalir. Proses mengakibatkan munculnya lembah-lembah bersama dan melahirkan penggelembungan pada permukaan bumi. Sebab sebagian permukaan bumi keras dan sebagian lagi lunak. Angin juga berperan dengan meniup sebagian dan meninggalkan sebagian pada tempatnya. Ini adalah penyebab munculnya gundukan di kulit luar bumi.”



Ibnu Sina dengan kekuatan logikanya -sehingga dalam banyak hal mengikuti teori matematika bahkan dalam kedokteran dan proses pengobatan- dikenal pula sebagai filosof tak tertandingi. Menurutnya, seseorang baru diakui sebagai ilmuan, jika ia menguasai filsafat secara sempurna. Ibnu Sina sangat cermat dalam mempelajari pandangan-pandangan Aristoteles di bidang filsafat. Ketika menceritakan pengalamannya mempelajari pemikiran Aristoteles, Ibnu Sina mengaku bahwa beliau membaca kitab Metafisika karya Aristoteles sebanyak 40 kali. Beliau menguasai maksud dari kitab itu secara sempurna setelah membaca syarah atau penjelasan ‘metafisika Aristoteles’ yang ditulis oleh Farabi, filosof muslim sebelumnya.



Dalam filsafat, kehidupan Abu Ali Ibnu Sina mengalami dua periode yang penting. Periode pertama adalah periode ketika beliau mengikuti faham filsafat paripatetik. Pada periode ini, Ibnu Sina dikenal sebagai penerjemah pemikiran Aristoteles. Periode kedua adalah periode ketika Ibnu Sina menarik diri dari faham paripatetik dan seperti yang dikatakannya sendiri cenderung kepada pemikiran iluminasi.



Berkat telaah dan studi filsafat yang dilakukan para filosof sebelumnya semisal Al-Kindi dan Farabi, Ibnu Sina berhasil menyusun sistem filsafat islam yang terkoordinasi dengan rapi. Pekerjaan besar yang dilakukan Ibnu Sina adalah menjawab berbagai persoalan filsafat yang tak terjawab sebelumnya.



Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran tidak hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah Eropa. Albertos Magnus, ilmuan asal Jerman dari aliran Dominique yang hidup antara tahun 1200-1280 Masehi adalah orang Eropa pertama yang menulis penjelasan lengkap tentang filsafat Aristoteles. Ia dikenal sebagai perintis utama pemikiran Aristoteles Kristen. Dia lah yang mengawinkan dunia Kristen dengan pemikiran Aristoteles. Dia mengenal pandangan dan pemikiran filosof besar Yunani itu dari buku-buku Ibnu Sina. Filsafat metafisika Ibnu Sina adalah ringkasan dari tema-tema filosofis yang kebenarannya diakui dua abad setelahnya oleh para pemikir Barat.



Ibnu Sina wafat pada tahun 428 hijriyah pada usia 58 tahun. Beliau pergi setelah menyumbangkan banyak hal kepada khazanah keilmuan umat manusia dan namanya akan selalu dikenang sepanjang sejarah. Ibnu Sina adalah contoh dari peradaban besar Iran di zamannya.

Saterdag 20 April 2013

muhammad al-fatih sang penakluk benteng konstantinopel

Konstantinopel pasti akan ditaklukkan. Rajanya adalah sebaik-baik raja dan tentaranya adalah sebaik-baik tentara”1, sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di hadapan para Shahabatnya empat belas abad yang lalu. Delapan abad setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata demikian, apa yang beliau kabarkan benar-benar terjadi. Benteng Konstantinopel yang terkenal kuat dan tangguh itu, akhirnya takluk di tangan kaum muslimin. Para Ulama’, di antaranya Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan, “Di antara Dalaa’il Nubuwwah atau tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah sabda beliau yang menceritakan kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa depan2.”
Pujian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada raja dan tentara yang berhasil menaklukkan Konstantinopel, benar-benar melecut semangat jihad para pemimpin serta mujahidin yang hidup setelah beliau. Berkali-kali usaha ini dilancarkan, di antaranya: upaya penaklukan benteng Konstantinopel yang di lancarkan di zaman Mu’awiyah bin Abi Sufyan di bawah komando anaknya Yazid. Turut serta dalam pasukan ini Abu Ayyub al-Anshari, seorang shahabat Rasulullah yang pemberani. Namun usaha ini menemui kegagalan. Abu Ayyub al-Anshari akhirnya gugur ketika mengikuti pertempuran ini. Sebelum beliau wafat, beliau sempat berpesan kepada panglima Bani Umayyah; jika ia wafat, ia ingin sekali dikuburkan di bawah tembok benteng Konstantinopel. Pasukan muslimin pun menjalankan wasiat beliau; mereka menyerbu musuh sambil membawa jasad Abu Ayyub al-Anshari, hingga ketika mereka sampai ke tembok benteng Konstantinopel, para mujahidin menggali lobang, dan menguburkan beliau di situ, sesuai permintaan terakhir beliau3.
Upaya yang sama juga dilakukan pada zaman Khalifah Umayyah. Di zaman Khalifah Abbasiyyah, misi yang sama juga di lakukan namun belum menuai kesuksesan, termasuk di zaman Khalifah Harun Arrasyid. Setelah kejatuhan Baghdad 656 H, usaha menawan Konstantinopel diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur terutama kerajaan Seljuk. Pemimpinnya Alp Arselan berhasil mengalahkan Kaisar Roma, Dimonus, pada tahun 463 H. Akibatnya sebagian besar wilayah kekaisaran Roma takluk di bawah pengaruh Islam Seljuk. Beberapa usaha untuk menaklukkan Konstantinopel juga dilakukan oleh para pemimpin Daulah Utsmaniyyah. Sultan Murad II juga pernah melakukan beberapa kali pengepungan ke benteng tersebut, namun belum menuai hasil. Hingga akhirnya Allah subhanahu wa ta’ala mewujudkan impian kaum muslimin untuk menaklukkan benteng tersebut melalui tangan pemimpin ke-7 Daulah Utsmaniyyah yang terkenal akan kesalehan dan ketakwaannya kepada Allah. Dikisahkan bahwa tentaranya tidak pernah meninggalkan shalat wajib sejak baligh dan separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan solat tahajjud sejak baligh. Sang Sultan sendiri tidak pernah meninggalkan solat wajib, tahajjud dan rawatib sejak baligh hingga saat kematiannya.
Di samping ketakwaan Sultan dan tentaranya kepada Allah, mereka memiliki semangat jihad yang tinggi, pantang menyerah, dan tidak takut mati. Mereka juga berhasil memainkan taktik perang yang luar biasa. Untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, Sultan dan pasukannya bisa membuat kapal-kapal laut berjalan di atas daratan. Rute darat yang dilalui kapal-kapal Turki bukanlah rute yang mudah. Selain harus melewati jalan yang terjal, jarak yang harus ditempuh pun tidak pendek.4 Bagaimana ceritanya, dan siapakah sosok sang Sultan sendiri, Selamat membaca:
Biografi Singkat Sang Penakluk Benteng Konstantinopel
Sultan Muhammad Tsaniy atau yang lebih dikenal dengan Sultan Muhammad Al Fatih, dilahirkan pada tanggal 26 Rajab tahun 833 H, bertepatan dengan tanggal 20 April 1429 M. Beliau menghabiskan masa kecilnya di kota Adrenah. Ayah beliau, betul-betul mendidik beliau agar menjadi seorang pemimpin kuat lagi saleh. Sultan Murad II melatih dan mendidik anaknya itu dari segala segi. Dalam bidang kesatriaan, beliau dilatih seni berpedang, memanah, dan keterampilan mengendarai kuda. Tidak kalah penting, dalam bidang keagamaan, Ayah beliau mendatangkan beberapa Ulama’ pilihan di zamannya untuk mendidik agama beliau, di antaranya adalah Syekh Ahmad bin Ismail Al-Kuroniy, seorang pakar fikih yang juga memiliki pengetahuan yang dalam dalam bidang ilmu Nahwu, Ma’ani, dan Bayan. Beliau adalah seorang ulama’ yang diakui keilmuannya oleh para ulama’ lainnya yang hidup di masanya. Bahkan Muhammad al-Fatih menyebutnya sebagai “Abu Hanifah zamannya”. Di samping itu, Muhammad al-fatih juga mewarisi sikap pemberani dan tidak mudah putus asa dari ayahnya. Beliau mempelajari ilmu perang, strategi pertempuran, teknik mengepung kota dan beberapa wawasan kemiliteran lainnya. Muhammad al-Fatih juga gemar mempelajari sejarah Islam mulai dari zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hingga zaman beliau hidup saat itu, kisah sejarah yang dipenuhi kisah-kisah kepahlawanan dan kesatriaan para pahlawan Islam. Hal-hal yang kelak mendukung langkah beliau dalam pertempuran untuk menaklukkan benteng Konstantinopel.
Muhammad al-Fatih pun tumbuh menjadi seorang pemuda yang perkasa dan saleh di bawah didikan ayah dan guru-gurunya. Tinggi badannya sedang-sedang saja, namun anggota tubuh beliau menceritakan keperkasaannya. Muhammad al-Fatih sangat mahir mengendarai kuda dan pandai memainkan senjata. Beliau dikenal sebagai sosok yang pemberani, adil dalam memutuskan perkara, dalam pengetahuan agama dan sastranya, zuhud lagi wara’ terhadap dunia, serta memiliki pandangan ke depan yang tajam. Sang penakluk Konstantinopel ini juga sangat rajin beribadah. Beliau jarang sekali shalat kecuali di Masjid Jami’. Beliau juga dikenal sebagai penguasa yang dekat dengan Ulama’.5
Semenjak kecil, Sultan Muhammad telah mengamati upaya-upaya ayahnya, Sultan Murad II, untuk menaklukkan Konstantinopel. Beliau juga mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah itu, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat dalam dirinya untuk meneruskan cita-cita umat Islam. Ketika beliau naik tahta -pada usia yang sangat muda- menggantikan ayahnya pada tahun 855 H, beliau mulai berpikir dan menyusun strategi untuk menaklukkan Konstantinopel6.
Benteng Konstantinopel
Konstantinopel, adalah salah satu bandar terkenal di dunia. Semenjak kota ini didirikan oleh maharaja Bizantium yakni Constantine I, ia sudah menyita perhatian masyarakat dunia saat itu; selain karena faktor wilayahnya yang luas, besar bangunannya, kemegahan dan keindahan arsitekturnya, Konstantinopel juga memiliki kedudukan yang strategis. Hal ini yang membuatnya juga mempunyai tempat istimewa ketika umat Islam memulai perkembangannya di masa Kekaisaran Bizantium. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan kabar gembira tentang penguasaan kota ini ke tangan umat Islam, seperti dinyatakan oleh beliau dalam hadistnya.
Dibalik kemegahan Kota ini, Konstantinopel juga dikenal memiliki pertahanan militer yang terkenal kuat. Benteng raksasa yang berdiri kokoh, disertai para prajurit yang siap dengan berbagai macam senjatanya, selalu siap menyambut setiap pasukan yang hendak menyerang benteng ini. Tidak ketinggalan, galian parit yang besar membentang mengitari benteng ini, semakin menambah kesan bahwa kota ini mustahil ditaklukkan. Cukuplah kegagalan-kegagalan ekspedisi jihad umat Islam sebelumnya untuk menguasai kota ini, sebagai bukti akan ketangguhan pertahanannya.7
Namun semua ini tidak membuat semangat Sultan Muhammad Tsaniy menjadi surut. Beliau yakin mampu mewujudkan impian umat Islam untuk menaklukkan benteng itu. Selain berbekal doa dan tawakkal kepada Allah, beliau juga menyiapkan taktik-taktik pertempuran yang matang disertai angkatan perang dalam jumlah besar untuk menaklukkan Konstantinpel.
Perjalanan Menuju Penaklukan Benteng Konstantinopel
1 Periksa: Sulthan Muhammad al-Fatih, karya Abdus Salam Abdul Aziz Fahmi hal 6.
2 Lihat: Dalaa’il Nubuwwah, karya Syeikhul Islam Ibnu Taymiyyah hal 46.
3Lihat: Shuwar Min hayatis Shohabah, karya Dr. Abdur Rahman Raf’at Pasya hal 73.
4 Periksa: Sulthan Muhammad al-Fatih, karya Abdus Salam Abdul Aziz Fahmi dan Mehmed II di www.Wikipedia.com.
5 Periksa: As-Sulthon Muhammad al-Fatih, karya Dr. Abdus Salam Abdul Aziz Fahmi
6 Lihat: Mehmed II di www.Wikipedia.com
7 Lihat: As-Sulthon Muhammad al-Fatih, karya Dr. Abdus Salam Abdul Aziz Fahmi, hal 43 dan Mehmed II di www.Wikipedia.com

Chairul Tanjung

Pemilik CT Corp, Chairul Tanjung, membeberkan kisah suksesnya dalam membangun usaha. CT membagi tiga kunci suksesnya, yaitu kerja keras, kerja cerdas, dan ikhlas.

Hal tersebut disampaikan Chairul dalam diskusi buku mengenai biografinya "Chairul Tanjung Si Anak Singkong".
Pria dengan sapaan akrab CT ini menjelaskan, masyarakat Indonesia sebenarnya beruntung, karena hidup di negeri yang memiliki potensi luar biasa, baik bagi individu maupun bangsa. Jika tiga kunci, yaitu kerja keras, kerja cerdas, dan ikhlas dilakukan, ia yakin dapat berhasil.

"Artinya kita memiliki potensi maju luar biasa bagi individu dan negara, kalau mau bekerja keras sungguh-sungguh, kerja cerdas, dan ikhlas. Tiga kunci itu akan bisa menghasilkan hasil kerja yang baik," kata CT di Jakarta, Senin 2 Juli 2012.

Menurut dia, Indonesia membutuhkan ribuan pengusaha seperti dirinya agar bangsa Indonesia dapat maju dan masyarakatnya sejahtera. "Indonesia butuh  ribuan CT yang lain dan saya yakin Indonesia memiliki banyak CT yang lain," katanya.

Ikhlas dan sabar dalam berproses juga menjadi salah satu kunci penting CT, sehingga bisa sukses. Ia menuturkan, bangsa Indonesia memiliki penyakit ingin segala sesuatunya instan. Segala kesuksesan, dia melanjutkan, akan datang melalui sebuah proses.

"Saya sering bercanda, istilahnya itu, kita kebanyakan makan mi instan sehingga segala sesuatu mau instan," katanya.

Ia menjelaskan, kesadaran tidak ada proses instan. Itulah yang membuat dirinya bersabar. Ia selalu menekankan untuk terus mensyukuri segala sesuatu yang didapatkan pada hari itu. Dengan bersyukur, dia melanjutkan, akan menambah kenikmatan dalam berusaha.

"Jangan pernah ngedumel, syukuri. Kalau kita bersyukur, tambah nikmatnya.  Alhamdulillah, begitu terus-menerus. Jangan pernah berburuk sangka sama Tuhan. Tuhan kasih waktu sesuai porsinya," katanya. (art)

motivasi

walaupun kita hanya punya 1 kesempatan untuk hidup di dunia tetapi kita punya jutaan cara yang bisa kita pilih untuk menjalaninya
-ongky hojanto-